Dengan ridho Allah dan rahmat Allah dari dunia sampai akhirat

Rabu, 20 Juli 2011

Sehat Dengan Berpikir Positif

Orang senantiasa berpikir positif mempunyai emosi yang stabil, bebas dari rasa stres dan depresi yang berkepanjangan, serta mampu meredam aktifnya gen yang berpotensi menimbulkan penyakit. Orang seperti ini memiliki daya tahan tubuh tinggi terhadap penyakit. Bahkan, terkadang makanan yang menurut perhitungan ilmu kedokteran dapat membahayakanya, tidak berpengaruh sedikitpun baginya. Dalam kehidupan sehari hari, dapat kita jumpai perokok berat, namun tetap segar bugar tidak mengalami gangguan sedikitpun meski telah berumur 90 tahun. Mengapa hal ini bisa terjadi? Penyebabnya adalah karena pikiran dan perasaan positif mereka yang miliki merangsang gen positif mereka untuk meredam semua efek negatif yang muncul dari makanan atau rokok tersebut.

Pikiran dan perasaan positif memang sangat penting untuk menjaga tubuh tetap sehat. Menurut Kazuo Murakami, Ph. D., seorang ahli genetika dari Jepang, sebagian besar gen kita tidur dapat diaktifkan dengan kekuatan pikiran dan perasaan. Dalam bukunya yang berjudul The Divine Message of the DNA, Kazuo Murakami menyatakan bahwa faktor-faktor positif seperti kegembiraan, sukacita, keyakinan dan doa dapat mengatifkan gen-gen yang bermanfaat. Sementara faktor-faktor negatif seperti kegelisahan, stres, kesedihann, dan rasa takut, dapat dinonaktifkan gen yang bermanfaat dan sebaliknya mengaktifkan gen yang tidak bemanfaat.
Untuk membuktikan hipotesisinya ini, Kazuo Murakami bergabung dengan raksasa bisnis hiburan jepang, Yoshimoto Kogyo Co. guna mempelajari pengaruh tawa dan perasaan senang terhadap ekspresi gen. Secara spesifik, ia meneliti bagaimana tawa mempengaruhi tingkatglukosa darah pada orang yang mengidap diabetes tingkat 2. Dalam penelitianya itu, ia mengukur glukosa dara setelah puasa pada subjek tes. Lalu, sebagian dari mereka mendengarkan kuliah yang tidak lucu dan membosankan, sedangkan yang lain menonton pertunukan komedi yang lucu dan menyenangkan. Setelah aktivitas tersebut selesai, mereka kemudian dihidangkan makanan dan dipersilahkan untuk menyantapnya. Selanjutnya, Kazuo Murakami mengukur gula darah setelah makan mereka. Hasilnya, ia mendapati glukosa darah mereka yang mengikuti kuliah yang membosankan, meningkat 123 mg/dl. Sementara, mereka yang melihat filimkomedi yang lucu dan menyenangkan hanya naik sebesar 77 mg/dl. Penelitian tersebut menunjukan bahwa tawa memiliki efek menguntungkan bagi tingkat glukosa darah. Dan, tawa merupakan salah satu sikap positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar